Kamis, 21 Januari 2021

VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK PEMBELAJARAN JARAK JAUH MATERI LINGKARAN KELAS VI

           
           Pandemi covid-19 mau tidak mau memacu guru-guru untuk mengembangkan pembelajaran jarak jauh yang kreatif dan sesuai untuk digunakan. Salah satu media yang digunakan adalah dengan menggunakan video pembelajaran. Beberapa guru membuat video pembelajaran demi memudahkan siswa dalam belajar. Dengan adanya video pembelajaran, diharapkan dapat memudahkan siswa dalam belajar dirumah. Diatas adalah contoh video pembelajaran yang digunakan di SDN 1 Karangsari.

GURU BERPRESTASI SDN 1 KARANGSARI

           Salah satu guru berprestasi di SDN 1 karangsari adalah Ibu Normalia Eka Pratiwi, S.Pd. Guru mungil tetapi penuh dengan semangat ini lahir di Kendal, 9 Januari 1985. Beliau adalah salah satu guru dengan banyak prestasi di Kendal.

          Guru yang satu ini sangat produktif sekali dalam menulis artikel. Berikut adalah salah satu artikel yang ditulis oleh beliau:

“STORY JUMPER” TINGKATKAN LITERASI DI ERA BDR

Oleh :

Normalia Eka Pratiwi, S.Pd.SD

Fasda Tanoto Foundation dan Guru SDN 1 Karangsari, Kendal Jawa Tengah

 

Virus Corona telah menggemparkan jagad raya seantero negeri, tak terkecuali negara kita tercinta, Indonesia. Tatanan kehidupan berubah drastis dengan adanya virus yang berasal dari Wuhan, Cina tersebut. Dunia pendidikanpun tak luput terkena dampak datangnya virus corona. Sebelum datangnya virus yang menggemparkan dunia itu muncul, anak-anak dapat belajar di sekolah dengan tatap muka, kini keadaan berubah, mereka harus belajar dari rumah.

Belajar dari rumah (BDR) digaungkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan di awal tahun ajaran 2020/2021. Melalui SE Kemendikbud No. 15 tahun 2020 pemerintah menghimbau semua sekolah di zona orange dan merah tidak diperbolehkan melaksanakan pembelajaran tatap muka melainkan belajar dari rumah. Untuk memudahkan guru dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh Kemendikbud menerbitkan panduan pembelajaran jarak jauh bagi guru. Point yang terdapat dalam panduan tersebut antara lain adalah terjaminnya kesehatan bagi guru dan siswa, pembelajaran tidak harus tuntas kurikulum dan guru fokus pembelajaran pada literasi dan numerasi.

Kompetensi literasi sangat penting bagi anak-anak Indonesia. Dengan kompetensi literasi, anak-anak Indonesia akan mampu bersaing dengan anak-anak yang ada di negara lain. Dengan kompetensi literasi, anak-anak Indonesia akan mampu melahirkan ilmu, teknologi, dan seni yang mutakhir, menyongsong tantangan dunia global yang semakin panas.Maka dari itu, walaupun anak-anak Belajar Dari Rumah, literasi harus tetap digalakkan.

Beragam cara dapat dilakukan untuk mendorong kompetensi literasi bagi anak-anak Indonesia, salah satunya melalui kegemaran membaca, baik membaca buku, koran, majalah, atau bahan-bahan bacaan yang lain. Kegemaran membaca pada anak-anak secara otomatis akan merangsang kompetensi literasi mereka bertumbuh. Karena, melalui aktifitas membaca, otak anak akan terbiasa berpikir analisis, evaluatif, dan sintesis. Selain dari pada itu, dengan akitifitas itu, cakrawala pemikir mereka juga akan berkembang bertambah ilmu pengetahuan.

Sebelum adanya pandemic covid -19, kegiatan literasi menjadi pembiasaan di sekolah melalui Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Salah satu kegiatannya adalah membaca buku cerita 15 menit sebelum pelajaran dimulai. Namun, dengan adanya pandemic covid-19 ini tentunya pembiasaan literasipun mengalami banyak kendala dan hambatan. Nayra, (10) siswa kelas VI SDN 1 Karangsari, Kendal mengatakan hanya memiliki satu buku cerita, setelah dibaca dua kali sudah paham ceritanya dan tidak tertarik untuk membacanya kembali. Sedangkan, Siti (42) orangtua dari Aeni (10) juga mengatakan, pagi-pagi sudah berangkat kerja sehingga tidak dapat memantau kegiatan membaca anaknya, buku yang dipunyapun hanya satu buku dongeng nusantara. Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa kendala kegiatan literasi di era BDR ini adalah ketersediaan buku cerita yang dimiliki anak-anak dirumah, dan pantauan dari orangtua maupun guru.

Dari kendala-kendala tersebut, tentunya tidak menyurutkan guru kelas VI SDN 1 Karangsari, Kendal untuk menerapkan pembiasaan literasi yang sudah menjadi pembiasaan di sekolah. Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menggunakan literasi digital. Literasi digital adalah kemampuan dan kecakapan dalam mencari informasi mengunakan media digital. Dalam hal ini media digital yang digunakan adalah web tool Story Jumper.

Menurut Bahar, (2019) Story Jumper adalah salah satu web tool yang dapat digunakan siswa maupun guru untuk membuat dan menerbitkan buku cerita mereka masing-masing. Story Jumper ini dapat meningkatkan kemampuan membaca dan menulis siswa. Penggunaannyapun cukup mudah dan sederhana. Web tool ini memiliki banyak fitur dari mulai gambar, teks, dan audio. Sehingga anak-anak tertarik untuk membaca. Untuk membuat dan mencari cerita di Story Jumper cukup login menggunakan email. Story Jumper juga terintegrasi dengan google classroom, sehingga mudah mengelola kelasnya.

Penggunaan story jumper di kelas dimulai dengan guru membagikan link story jumper di Whatsapp group. Satu link story jumper dapat digunakan anak-anak membaca cerita untuk satu minggu. Setiap pagi sebelum mulai belajar, anak-anak membaca cerita di story jumper. Selain membaca, di story jumper juga bisa menggunakan audio, tinggal mendengarkan cerita. Gambar yang menarik dan bersuara membuat anak-anak senang membaca di story jumper.

Setiap hari setelah membaca, anak-anak menuliskan di Jurnal baca. Yang ditulis dijurnal baca adalah judul dan halamannya. Diakhir minggu, siswa menuliskan kembali cerita yang telah dibaca dengan menggunakan bahasanya sendiri dibuku tulis. Tak hanya menuliskan ceritanya saja, namun anak-anak bisa melanjutkan ceritanya berdasarkan imajinasi anak-anak sendiri. Untuk menambah kepercayaan diri anak, setelah menuliskan cerita, diminta presentasi dengan membuat video sedang bercerita kepada orangtuanya.

Dari kegiatan literasi mengunakan Story Jumper secara kontinew, diharapkan nantinya anak-anak tidak lagi sekedar membaca cerita dan melanjutkan ceritanya saja tetapi dapat menulis cerita di story jumper. Membaca cerita di story jumper mengenalkan anak-anak dengan kemajuan teknologi dan mendorong anak untuk berlatih membuat cerita.

KEGIATAN PEMBELAJARAN SELAMA PANDEMI COVID-19

          Selama pandemi ini kegiatan pembelajaran di sekolah sangat berbeda dengan kegiatan pembelajaran di saat normal. Pandemi mengharuskan sekolah-sekolah menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada.
          Sesuai dengan anjuran dari pemerintah, kegiatan pembelajaran di sekolah harus dilakukan jarak jauh. Maka dari itu SDN 1 Karangsari pun melakukan hal yang sama.
          Memang tidak bisa dipungkiri, banyak sekali kendala yang dialami selama Pembelajaran Jarak Jauh. Meskipun banyak kendala sebisa mungkin SDN 1 Karangsari melayani ataupun mengajar murid-murid yang ada dirumah dengan semaksimal mungkin. Berikut adalah beberapa foto pembelajaran anak dirumah. 






          Walaupun pembelajaran saat ini mengharuskan sekolah untuk melaksanakan pembelajaran secara jarak jauh, ada beberapa anak yang tidak bisa melaksanakan pembelajaran jarak jauh tersebut dikarenakan tidak memiliki gawai. Maka dari itu, anak yang tidak bisa belajar secara jarak jauh bisa datang kerumah dengan mengikuti protokol kesehatan yang ketat. Berikut adalah foto pembelajaran tatap muka bagi anak yang tidak memiliki gawai.